Ditulis Oleh: Acep Muslim*
Membaca
merupakan kegiatan yang penting bagi semua orang. Namun pada mahasiswa perkara
membaca ini menjadi berlipat-lipat pentingnya. Alasannya terang, karena
mahasiswa, dari jurusan manapun dia berasal, pada kehidupan kesehariannya tidak
lepas dari dunia ilmu pengetahuan dengan beragam bentuk dan tampilannya,
terutama buku.
Sudah lumrah
pada kegiatan belajar di universitas, seorang dosen dari setiap mata kuliah
menyertakan sederet bacaan yang dijadikan referensi atau acuan bagi mahasiswa
dalam mendalami mata kuliah bersangkutan. Ada bacaan yang sifatnya wajib dan
adapula bacaan yang sifatnya anjuran saja. Tapi sebenarnya, lebih dari sekedar
tuntutan dosen, membaca berbagai sumber, baik berupa buku, modul, atau jurnal
yang berkaitan dengan mata kuliah yang sedang dipelajari, sudah merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa. Dikatakan kebutuhan karena jika sebuah ilmu
benar-benar dikuasai, maka manfaatnya pertama kali akan dirasakan oleh diri
sendiri dan bukan dosen atau yang lainnya.
Permasalahannya,
jika satu mata kuliah saja mengharuskan kita untuk membaca literatur yang
jumlahnya tidak sedikit, maka bisa dihitung berapa banyak buku atau literatur
yang harus kita baca secara keseluruhan dalam satu satuan kuliah (semester).
Belum lagi beragam informasi pendukung dengan berbagai bentuk yang
bermacam-macam, seperti informasi aktual di koran atau internet, jurnal atau
majalah ilmiah, dan lain sebagainya. Dengan demikian, bagi mahasiswa membaca
jangan sekedar membaca saja. Membaca harus dilakukan dengan cerdas. Menggunakan
teknik serta perencanaan yang matang. Jangan sampai kita salah baca, misalnya
setelah beratus halaman membaca buku ternyata informasi yang dicari tidak
ditemukan juga. Sementara waktu begitu sempit, belum lagi setumpuk bacaan lain
yang telah menanti. Problem seperti ini bisa dihindari jika kita membaca dengan
menggunakan perencanaan serta teknik yang cerdas.
Memutuskan untuk membaca buku setelah
mengetahui kandungannya Jangan buang waktu kita untuk membaca sebuah buku tanpa
sebelumnya mengenali informasi apa yang dipunyai buku tersebut. Kita bisa
mengenali kandungan suatu buku dengan mengidentifikasi beberapa bagian dari
buku dalam waktu yang relatif singkat. Beberapa hal yang dapat menjadi penuntun
bagi kita, selain judul dan penulis, untuk mengetahui kandungan suatu buku
adalah:
Pertama, tulisan di sampul belakang. Tulisan yang terdapat pada sampul belakang
buku biasanya merupakan hal yang ingin ditonjolkan buku tersebut. Bentuknya
bisa berupa tulisan singkat atau abstrak buku tersebut, atau bisa juga berupa
komentar-komentar dari beberapa orang mengenai buku tersebut.
Kedua, Daftar isi. Daftar isi sangat berguna untuk mengetahui cakupan atau
rincian materi yang dikaji di buku. Selain itu, melalui daftar isi kita bisa
langsung menemukan tema yang benar-benar dibutuhkan. Karena bisa jadi, dari
sekian banyak bab suatu buku, hanya satu atau dua bab saja yang benar-benar
sesuai dengan yang kita butuhkan.
Ketiga, Indeks. Buku yang baik dan memenuhi standar adalah buku yang
menyertakan indeks di dalamnya. Indeks dalam sebuah buku berisi
kosakata-kosakata penting atau kata-kata kunci beserta lokasi/halaman dimana
kosakata tersebut berada dalam buku. Indeks biasanya ditempatkan di bagian
akhir buku sebelum daftar pustaka. Indeks berguna untuk menelusuri informasi
spesifik dalam sebuah buku, misalnya informasi mengenai sebuah teori berikut
pencetusnya.
Keempat, Daftar pustaka. Ada dua kegunaan utama daftar pustaka bagi seorang pembaca.
Yang pertama adalah untuk mengetahui keluasan bahasan serta bobot ilmiah buku.
Dari daftar pustaka kita bisa mengetahui dari mana saja seorang penulis merujuk
informasi dalam proses penyusunan bukunya. Yang kedua adalah sebagai penuntun
bagi pembaca untuk menentukan buku selanjutnya yang akan dibaca sebagai
pendalaman terhadap tema yang serupa dengan buku yang telah dibaca.
Kelima, Pengantar atau bagian pendahuluan. Sebagian pembaca kerap melewatkan
bagian ini ketika membaca sebuah buku. Padahal banyak hal yang bisa kita dapat
didalamnya. Beberapa diantaranya adalah latar belakang dari ditulisnya buku
tersebut, orang-orang yang terlibat dalam penulisan buku, serta metode
penyajian buku yang disampaikan langsung oleh penulis. Bahkan ada beberapa buku
yang menjadikan bagian pengantar dan pendahuluan sebagai ringkasan dari
keseluruhan buku tersebut.
Bagaimana membacanya?
Setelah
memutuskan bahwa sebuah buku akan kita baca, maka langkah selanjutnya adalah
bagaimana membaca buku tersebut. Tiga hal utama yang sangat mempengaruhi
seefektif apakah kita bisa menyerap gagasan utama atau informasi yang kita
butuhkan dalam buku meliputi : metode atau cara membaca, tempat, serta waktu
membaca. Tidak ada standar yang secara tepat dapat digunakan semua orang terkait
masalah metode, waktu, dan tempat membaca. Contohnya, tidak semua orang
menyenangi membaca di tempat sepi, karena adapula yang lebih senang jika
membaca sambil diiringi dengan musik. Jadi, yang terpenting adalah mengetahui
selera dalam membaca buku terkait tiga masalah tadi. Kenalilah selera kita
ketika membaca.
Selain
pertimbangan selera, hal lain yang penting untuk menentukan cara, waktu, serta
tempat membaca adalah jenis buku dan tujuan kita membaca buku tersebut. Buku
yang isinya ringan dan bahasanya mudah dicerna, bisa dibaca kapan dan dimanapun
kita mau. Akan tetapi buku yang ‘berat’ dan sulit dipahami, sementara itu
tujuan kita membaca buku itu adalah untuk memahami beberapa teori terkait tugas
kuliah yang sedang dihadapi, tentu saja dalam membacanya pun memerlukan tingkat
konsentrasi yang tinggi. Membacanya memerlukan waktu yang lama, tidak bisa kita
membacanya dengan tergesa menggunakan teknik membaca cepat misalnya. Karena
alih-alih mendapatkan sesuatu dari buku tersebut, malah kita kebingungan sendiri
dengan apa yang telah dibaca. Yang demikian tentu saja tidak terkategorikan
sebagai cara membaca yang cerdas. Karena inti dari membaca cerdas adalah
membaca dengan cara yang tepat, waktu yang hemat, serta hasil yang akurat.
*:Penulis adalah Pustakawan AKATIGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar