Public Speaking

Pernahkah anda mendengar tentang Public Speaking? Atau anda sering bertanya-tanya apakah Public Speaking itu? Dan mengapa perlu belajar Public Speaking?

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda melalui penjabaran berikut ini:

1. Mengapa penting untuk mempelajari Public Speaking?

Pada tahun 2005, hasil penelitian dari Employment Research Institute mengungkapkan bahwa hard skill hanya berkontribusi sebesar 18% terhadap kesuksesan seseorang. Sisanya, 82%, disumbangkan soft skill. Selain itu, pada tahun 2002 National Association of Colleges and Employers Survei melakukan survei di Amerika Serikat dengan subyek penelitian 457 pemimpin perusahaan. Hasil dari survei tersebut menunjukkan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting di dunia kerja. Yang memegang peranan penting yaitu soft skill yang berupa kemampuan berkomunikasi, kejujuran, kerja sama, motivasi, adaptasi, dan relasi interpersonal dengan nilai yang menunjang kinerja yang efektif.

Selanjutnya, terdapat survei menarik yang dilakukan oleh Thomas J. Neff dan James M. Citrin pada tahun 1999, yang dituangkan dalam buku mereka Lesson from the Top. Dari survei tersebut, mereka meminta 500 CEO dari berbagai perusahaan, LSM, Dekan, dan Rektor perguruan tinggi untuk menominasikan 50 orang tersukses di Amerika. Dari simpulan survei tersebut, mereka merangkum 10 kiat sukses dari 50 orang tersebut. Dan yang mengejutkan dari 10 kiat sukses tersebut, tidak ada satupun yang menyatakan pentingnya hard skill dalam kesuksesan mereka. Mereka menyatakan bahwa kualitas diri yang termasuk dalam soft skill dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain (people skill) merupakan hal yang berperan penting dalam kesuksesan mereka.

Setelah membaca beberapa penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa soft skill merupakan penunjang kesuksesan dari seseorang. Lalu, apakah yang dimaksud dengan soft skill? Soft skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Adapun atribut dari soft skill meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Semua itu dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berpikir, berkata, bertindak, dan bersikap. Dalam salah satu atribut soft skill, yang dominan di lapangan kerja adalah kemampuan berkomunikasi saat berhadapan dengan orang lain, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Inilah yang saat ini lebih dikenal dengan istilah Public Speaking.

Menurut Webster Third New International Dictionary, Public Speaking mempunyai dua definisi, yaitu the act of process of making speech in public (proses berbicara di depan umum) dan the art of science of effective oral communication with an audience (seni ilmu pengetahuan tentang komunikasi lisan yang efektif dengan pendengar). Fitriana Utami Dewi dalam bukunya yang berjudul Public Speaking Kunci Sukses Berbicara di depan Publik, menyatakan bahwa Public Speaking secara sederhana adalah seni berbicara di depan khalayak umum yang sangat menuntut kelancaran berbicara, kontrol emosi, pemilihan kata, dan nada bicara. Public Speaking juga menuntut kemampuan untuk mengendalikan suasana, dan juga penguasaan bahan yang akan dibicarakan. Hal tersebut, leih lanjut diperjelas oleh Charles Bonar Sirait dalam bukunya yang berjudul The Power of Public Speaking, dia menuturkan bahwa: "Kemampuan berbicara di depan umum merupakan aset dan investasi berharga serta menguntungkan bagi siapa saja. Seorang yang mampu bicara dengan baik di depan publik dapat menyampaikan pesannya kepada pendengar dengan baik pula. Bila ia berbicara pada anak-anaknya, mereka mau mendengar dan memahami maksudnya. Dan kerika ia membahas mata kuliah di depan kelas, di depan forum, ia pun bisa menggerakkan mahasiswanya ke arah yang  dimaksudkan. Pembicara yang baik akan mudah menyampaikan pandangannya dan pasti didengar oleh kawan bicaranya. Public Speaking saat ini memberikan begitu banyak kesempatan bagi siapa saja untuk meningkatkan kesuksesan dalam karir, talenta kepemimpinan, kemampuan dan kepercayaan diri. Bahkan Public Speaking dapat menjadi sarana memperbanyak teman, kolega, relasi dan kenalan.” 

   Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Public Speaking penting untuk dipelajari siapa saja, karena Public Speaking merupakan serangkaian proses komunikasi yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita, baik dalam lingkungan kelaurga maupun dalam lingkungan pekerjaan.

2. Sejarah Public Speaking

   2500 tahun yang lalu di Athena kuno, para pemuda diminta untuk memberikan pidato yang efektif sebagai bagian dari tugas mereka sebagai warga negara. Selama waktu itu Socrates (469-398 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM) mengajarkan murid mereka filsafat dan retorika. Retorika menurut Plato adalah “seni memenangkan jiwa oleh wacana.”

    Demokrasi berkembang saat itu semua warga harus mampu berbicara dalam legislatif dan bersaksi di pengadilan. Warga bertemu di Sidang besar di pasar (agora) untuk membahas isu-isu perang dan ekonomi politik. Ditambah dengan lembaga Pengadilan Rakyat oleh Sage, Solon, di 594-593 SM, dimana warga bisa membawa keluhan-keluhan mereka ke pengadialan dan berdebat kasus mereka. Saat itu, tidak ada pengacara dan karena orang sering menggugat satu sama lain, sehingga penting bagi setiap warga negara untuk memiliki kemampuan komunikasi untuk dirinya dan keluarganya.

   Aristoteles mengungkapkan unsur-unsur dasar pidato yang baik dan persuasif sebagai ethos, logos, pathos. Menurut Aristoteles, ethos (kredibilitas, keterpercayaan) pembicara sangat penting. Logos (logika), yaitu penjelasan yang dipaparkan oleh pembicara dan presentasi haruslah valid dan jelas. Pathos (daya tarik emosional) adalah unsur penting untuk membangun hubungan antara pembicara dan pendengar.

Sumber:
Public Speaking Mastery (Ongky Hojanto, 2013)
Public Speaking Kunci Sukses Bicara di depan Publik (Fitriana Utami Dewi, 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar